Taklukkan Keterbatasan, Mohamad Hilmi Wisudawan ITS Raih IPK Nyaris Sempurna

1 week ago 18
ARTICLE AD BOX

SURABAYA - Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, tekad baja Mohamad Hilmi tak pernah goyah untuk mengukir prestasi gemilang. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, 3, 90. Keberhasilannya ini mengantarkannya meraih predikat Wisudawan Bidikmisi Terbaik pada Wisuda ke-132 ITS.

Hilmi, putra dari pasangan Amin As'ad dan Sukiti, tumbuh dalam kondisi yang memaksanya berjuang lebih keras. Sang ayah tak dapat bekerja lantaran sakit, sementara ibunya berjuang menjadi tulang punggung keluarga dengan profesinya sebagai tukang potong rambut demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sejak bangku SMA, panggilan hati Hilmi tertuju pada dunia elektro. Namun, menyadari kekuatan utamanya terletak pada ilmu kimia dan fisika, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di Departemen Teknik Material dan Metalurgi (DTMM) ITS melalui jalur SBMPTN. Perasaan minder sempat menghampirinya karena jurusan ini tidak sesuai dengan minat awal, namun Hilmi tak menyerah. Ia bertekad belajar secara otodidak demi menyamai kemampuan rekan-rekannya.

Perjalanan perkuliahan di DTMM justru memupuk mimpinya untuk berkontribusi di industri metalurgi. Kesungguhan dalam belajar menjadi landasannya untuk menyelesaikan studi dengan hasil terbaik.

"Impian yang ingin saya capai adalah bekerja di industri metalurgi, " tuturnya dikutip dari laman ITS, Senin (6/10/2025).

Tak hanya terfokus pada akademik, Hilmi juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia pernah mengemban amanah sebagai Sekretaris Gerigi ITS, Project Officer Basic Media Schooling (BMS) HMMT ITS, serta menjadi staf media informasi di departemennya.

Meskipun terkadang kewalahan membagi waktu antara kuliah dan organisasi, Hilmi selalu memprioritaskan studinya. Baginya, kesempatan berkuliah adalah anugerah yang tak boleh disia-siakan.

"Setelah tugas atau proyek kuliah selesai, kemudian lanjut menyelesaikan tanggungan media informasi HMMT ITS, " terangnya.

Topik tugas akhir Hilmi pun mencerminkan kepeduliannya terhadap isu energi berkelanjutan. Ia melakukan penelitian mendalam mengenai superkapasitor yang memanfaatkan sekam padi sebagai bahan dasar. Sekam padi tersebut diolah menjadi silika, lalu dikonversi menjadi silikon untuk elektroda superkapasitor.

Hasil uji elektrokimia menunjukkan inovasi superkapasitor ciptaannya mampu menyimpan energi dengan kapasitansi 146 farad/gram. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi pengganti bahan bakar fosil, dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan dari angin, air, maupun matahari.

"Selama menyelesaikan TA, saya sempat empat hari penuh di laboratorium, " kenangnya.

Pemuda kelahiran Jombang, 17 Juni 2002 ini berpesan kepada seluruh mahasiswa agar tak hanya terpaku pada buku, melainkan juga merangkul kesempatan untuk memperluas relasi dan menjalani setiap proses perkuliahan dengan penuh kesungguhan. Kisah Hilmi menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah benteng penghalang untuk meraih cita-cita tertinggi. (PERS)

Read Entire Article
Penelitian | | | |