Seputar Informasi Mengenai Piala Dunia 2030: Perayaan Satu Abad dan Dihelat di 6 Negara

1 month ago 33
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - Pada Desember 2024, FIFA selaku Federasi Sepak Bola Eropa memberikan pengumuman penting pada kongres luar biasa yang diikuti sebanyak 211 anggota FIFA. Pengumuman itu adalah tuan rumah dua Piala Dunia sekaligus, pada 2030 dan 2034.

Pada 2034 Piala Dunia akan dimainkan di Arab Saudi, menjadi tuan rumah kedua dari Asia setelah Qatar pada 2022. Namun Piala Dunia 2030 menjadi menarik karena dihelat di tiga benua, enam negara.

Adapun Piala Dunia 2030 menjadi berbeda karena merayakan hari jadi Piala Dunia yang akan berusia 100 tahun atau satu abad. Enam negara itu adalah Maroko, Portugal, Spanyol, Uruguay, Paraguay, dan Argentina.

Baca Juga:

Sambut Tahun 2025, Shin Tae-yong Minta Dukungan untuk Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026

Shin Tae-yong Janji Timnas Indonesia Akan Bangkit di Tahun 2025, Target Menuju Piala Dunia 2026

Alasan Mengapa Piala Dunia 2034 Diadakan di Arab Saudi

Gianni Infantino, Presiden FIFA (NBC Sports)

"Kita berangkat dari Amerika Utara pada tahun 2026 ke Amerika Selatan pada tahun 2030, lalu ke Afrika dan Eropa, masih pada tahun 2030, dan kemudian ke Asia pada tahun 2034," terang Gianni Infantino, Presiden FIFA.

"Pesan besar persatuan, pesan kekuatan, pesan soliditas FIFA, pesan komunitas sepak bola; ini adalah sejarah yang terbaik dan buku-buku sejarah pasti akan memuat beberapa halaman dari bab indah ini untuk FIFA, untuk sepak bola, untuk persatuan dan untuk kemanusiaan."

"211 Asosiasi Anggota FIFA – negara-negara FIFA – telah menulis halaman sejarah yang luar biasa tidak hanya dalam sepak bola tetapi, juga, masyarakat di dunia yang terpecah."

"Di dunia di mana tampaknya tidak ada lagi yang bisa sepakat mengenai apapun, kami telah berhasil menyepakati sesuatu yang besar seperti tuan rumah Piala Dunia (FIFA), dari dua Piala Dunia (FIFA), perayaan (FIFA) Piala Dunia pada tahun 2030 dan Piala Dunia (FIFA) pada tahun 2034."

Enam negara dan tiga benua untuk satu Piala Dunia 2030. Bagaimana itu bisa terjadi? Berikut sekilas informasi mengenai Piala Dunia 2030.

Pertandingan di Enam Negara

Piala Dunia 2030 menjadi pengingat 100 tahun usia Piala Dunia (The Bridge)

Uruguay, Paraguay, dan Argentina mengawali Piala Dunia 2030 pada laga pertama dari 48 tim yang terlibat. Laga pertama akan dimainkan di Montevideo, Uruguay, guna menandai 100 tahun kompetisi.

Uruguay memenangi Piala Dunia pada 1930 dan Argentina jadi runner-up. Sementara itu, Paraguay adalah lokasi tempat Federasi Sepak Bola Amerika Latin (CONMEBOL) bermarkas. CONMEBOL merupakan federasi tertua di dunia dan satu-satunya yang ada sejak 1930.

Pasca dimainkan di Ibu Kota Uruguay tersebut, baru laga lainnya dimainkan di Argentina dan Paraguay. Pasca pertandingan di tiga negara itu berakhir, di Amerika Latin, turnamen akan berlanjut ke tiga negara tuan rumah: Maroko, Portugal, dan Spanyol.

Hal yang menjadi kontroversi adalah penerbangan jauh antar negara tersebut, belum lagi dengan perjalanan fans yang ingin melihat tim kesayangan mereka beraksi.

48 Tim

Format dengan menambahkan jumlah tim yang terlibat menjadi 48 akan diterapkan pada Piala Dunia 2026, yang akan dimainkan di 16 kota tuan rumah Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat.

Format grup yang terdiri dari empat tim masih akan dipertahankan FIFA, tapi jumlah laga meningkat dari 80 menjadi 104, dan juga nantinya akan ada fase 32 besar.

Dua Musim Berbeda

Memilih enam tuan rumah pada Piala Dunia 2030 juga akan menimbulkan pertanyaan, khususnya seputar musim atau cuaca yang berbeda. Tim-tim yang bermain di Amerika Selatan lalu ke Eropa atau Afrika Utara akan mengalami perubahan musim.

Di Amerika Selatan pada bulan Juni berada pada suhu rata-rata sejuk, di antara 8C dan 15C di musim dingin. Itu terjadi di Uruguay atau Argentina, sedangkan suhu rata-rata Paraguay pada angka tertinggi pada 23C.

Lalu jika bertolak ke Spanyol dan Portugal, juga Maroko, musim di sana berubah menjadi panas dengan rata-rata suhu maksimum harian mencapai 35 derajat Celcius.

Read Entire Article
Penelitian | | | |