ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Berita mengenai Marcus Rashford masih ramai dibahas apabila itu kaitannya dengan Manchester United. Bahkan di jelang Boxing Day melawan Wolverhampton Wanderers, Jumat (27/12) dini hari WIB, di Molineux Stadium.
Tidak ada yang tahu apakah Rashford akan disertakan Ruben Amorim ke dalam skuad Red Devils, mengingat pemain berusia 27 tahun itu tidak ada saat melawan Manchester City, Tottenham Hotspur, dan Bournemouth.
Amorim beralasan mencoret Rashford karena alasan teknis, ia tak memenuhi standarnya di sesi latihan. Di tengah kabar tersebut, Rashford juga menuturkan kepada media apabila ia siap memulai tantangan baru jika pergi meninggalkan Man United.
Berbicara kembali soal Rashford, Amorim menuturkan apabila saat ini ia fokus memaksimalkan skuad yang dimilikinya. Terlebih, Man United ada di periode sulit dan berada di papan bawah klasemen Premier League.
Baca Juga:
Bukan Niatan atau Ide Marcus Rashford untuk Tinggalkan Manchester United
3 Klub Arab Saudi Tertarik Merekrut Marcus Rashford
Harga Marcus Rashford Terus Merosot, Turun hingga Rp505 Miliar

Menurut Amorim, para pemain senior Man United, termasuk Rashford, punya tanggung jawab besar memimpin di dalam tim untuk melalui masa sulit.
"Pesan saya sangat jelas. Semua orang di Carrington tahu apa yang saya bicarakan dan apa yang saya inginkan dari Marcus dan semua orang, jadi ini bukan gangguan bagi kami, mungkin untuk media dan orang-orang, tapi itu bukan gangguan kekhawatiran saya," tegas Amorim dikutip dari Goal.
"Saya ingin Rashford menjadi seperti pemain lainnya, menjadi yang terbaik. Jika Anda memiliki bakat besar, kinerja besar, tanggung jawab besar, keterlibatan besar. Dorong semua pemain untuk maju."
"Pada saat ini, beberapa pemain mempunyai tanggung jawab besar di sini karena mereka sudah lama berada di sini. Ini adalah salah satu momen terendah dalam klub kami, kami harus menghadapinya dan menjadi kuat pada saat ini, itulah yang saya inginkan dari setiap pemain di tim."
Amorim juga bersikeras dengan sistem bermain dan pilihan pemainnya pada pertandingan. Apabila ia dipaksa melakukan perubahan, atau dipaksa memainkan pemain, Amorim mengakui bisa gila.
"Ketika saya merasa ini adalah momen yang tepat, saya akan mengubah sesuatu. Sampai saat itu tiba, saya akan terus memikirkan apa yang terbaik untuk tim. Dia ingin bermain, itu hanya keputusan saya," tambah Amorim.
"Saya melakukan segalanya dengan cara saya. Itu adalah satu-satunya cara saya tahu, jika saya tidak melakukan itu saya akan kehilangan diri saya sendiri dan saya tidak bisa melakukannya," pungkasnya.