Permainan Total ala Alex Pastoor, Asisten Pelatih Baru Timnas Indonesia

3 weeks ago 41
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - Lembaran baru dimasuki Tim Nasional Indonesia dengan datangnya Patrick Kluivert sebagai pelatih baru. Kluivert akan didampingi dua kompatriotnya sebagai asisten Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

Dibandingkan dengan Kluivert dan Landzaat, Pastoor memiliki rekam jejak panjang sebagai pelatih. Tidak heran jika Pastoor disebut akan menjadi otak dari di balik permainan yang akan diusung Timnas.

Melihat catatan kariernya, Pastoor sudah melatih di banyak tempat. Pastoor pernah memimpin di AZ Alkmaar U-19, AFC '34, Fenerbahce U-21, Feyenoord U-21, Excelsior, NEC Nijmegen, Slavia Prague, Sparta Rotterdam, SCR Altach, dan Almere City.

Satu hal yang pasti, sebagai pelatih Pastoor menuntut para pemainnya untuk tampil total hingga titik penghabisan. Ya, Pastoor dikenal menyukai permainan yang mengandalkan fisik.

Baca Juga:

Bicara Sosok Patrick Kluivert, Pelatih Dewa United FC Berharap Timnas Indonesia Tampil di Piala Dunia 2026

CV Berbicara, Alex Pastoor Punya Reputasi Bagus di Belanda

Patrick Kluivert Dibantu Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai Asisten Pelatih, Plus Dua dari Indonesia

Alex Pastoor (getty)

"Saat di Almere City, inti permainannya adalah tidak membiarkan lawan mengembangkan permainan. Permainan fisik membuat Almere sulit dikalahkan lawan," kata Gertjan Verbeek, eks pelatih AZ Alkmaar pada April 2024 seperti dikutip dari Trouw.

Pastoor menginginkan para pemainnya memiliki mental tidak kenal menyerah.

"Selalu ingin menang dengan cara apapun. Itu sesuatu yang harus dimiliki setiap pemain. Sebagai pelatih, saya selalu menyampaikan itu kepada pemain saya," ujar Pastoor dikutip Trouw pada Desember 2023.

"Menurut saya sikap itu sudah menjadi hal normal yang harus dimiliki pemain profesional."

Tidak heran jika Pastoor lebih suka memperhatikan sepak bola Amerika Selatan dan Balkan. Baginya, di Belanda tidak semua pemain memiliki sikap petarung yang mau melakukan apapun demi kemenangan.

"Di Amerika Selatan dan Balkan, pemain tidak perlu diajari untuk bermain garang saat lawan memasuki arena pertahanan," jelasnya.

"Pemain di sana tidak peduli mereka mendapatkan kartu merah atau menderita cedera. Di Belandan dan Eropa Barat, pemain lebih memilih membiarkan lawan lewat ketimbang menerima kartu."

"Pemain di Eropa Barat lebih memikirkan kepentingan sendiri ketimbang tim. Pasalnya, kartu merah berarti sanksi. Tetapi, jika lawan dijatuhkan, Anda terhindar dari kekalahan," tutur Pastoor.

Sangat menarik bagaimana pemikiran Pastoor akan diterapkan di Timnas Indonesia di bawah kendali Patrick Kluivert.

Read Entire Article
Penelitian | | | |