Minuman Beralkohol Dilarang pada Piala Dunia 2034 Arab Saudi

BolaSkor.com - Piala Dunia 2034 telah dikonfirmasi FIFA akan dihelat di Arab Saudi, setelah pada 2022 lalu dimainkan di Qatar. Adapun Arab Saudi terpilih setelah ditawarkan opsi voting tunggal. Negara-negara juga mendukung Arab Saudi sebagai tuan rumah melalui 'aklamasi'.

Promosi besar-besaran sudah dilakukan Arab Saudi untuk menyelenggarakan turnamen besar dunia empat tahunan tersebut. Seperti halnya dapat dilihat melalui bintang-bintang Eropa yang berkarier di sana: Cristiano Ronaldo, Sadio Mane, Karim Benzema.

Kendati perhelatan Piala Dunia 2034 masih lama, Duta Besar Arab Saudi untuk Britania Raya menuturkan kabar kepada fans bahwa minumal beralkohol dilarang untuk dikonsumsi.

Pangeran Khalid bin Bandar Al Saud mengatakan mereka yang berpergian ke Piala Dunia 2034 harus menghormati budaya Arab Saudi. Minumal beralkohol juga tidak akan dijual di mana pun selama event berlangsung, termasuk hotel.

"Saat ini, kami tidak mengizinkan alkohol. Banyak kesenangan yang bisa didapatkan tanpa alkohol -- itu tidak 100 persen diperlukan," papar duta besar tersebut kepada LBC.

"Dan jika Anda ingin minum setelah pergi, Anda dipersilakan, tetapi saat ini kami tidak menyediakan alkohol. Mirip dengan cuaca kami, ini adalah negara yang kering."

Berkaca dari Piala Dunia 2022 Qatar

Bukan kali ini saja minuman beralkohol dibahas tetapi juga pada perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar, yang juga memiliki budaya tidak jauh berbeda dari Arab Saudi dan menjunjung tinggi nilai-nilai islam.

Pada Piala Dunia 2022 keputusan untuk mengizinkan penjualan minuman beralkohol di Qatar dibatalkan dua hari sebelum laga pembuka turnamen, setelah adanya pembicaraan di menit-menit terakhir.

Pada akhirnya, suporter diperbolehkan membeli minuman beralkohol di hotel dan juga taman khusus yang ditujukan untuk fans.

Duta Besar Arab Saudi tersebut juga melanjutkan apabila sampai saat ini tidak ada perubahan soal minuman beralkohol di Piala Dunia 2034, yang berpotensi membuat fans, khususnya dari Eropa, kecewa.

"Setiap orang punya budayanya sendiri. Kami senang mengakomodasi orang-orang dalam batasan budaya kami, tetapi kami tidak ingin mengubah budaya kami demi orang lain," tegasnya.

"Maksud saya, benarkah? Anda tidak bisa hidup tanpa minuman?" sang duta besar bercanda sekaligus menutup percakapan.