ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola khususnya sepak bola Britania Raya. Legenda Manchester United, Denis Law meninggal dunia pada usia 84 tahun setelah sempat bertarung melawan penyakit demensia dan alzheimer.
"Dengan berat hati kami memberi tahu Anda bahwa ayah kami Denis Law telah meninggal dunia dengan sedih. Dia berjuang keras tetapi akhirnya dia sekarang dalam damai," demikian pernyataan dari keluarga.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang berkontribusi terhadap kesejahteraan dan perawatannya, baik di masa lalu maupun baru-baru ini."
"Kami tahu betapa banyak orang yang mendukung dan mencintainya dan cinta itu selalu dihargai dan membuat perbedaan. Terima kasih."
Baca Juga:
Legenda Manchester United, Denis Law Meninggal Dunia pada Usia 84 Tahun
Manchester United Tolak Tawaran Napoli untuk Alejandro Garnacho
Hasil Premier League: Amad Diallo Hat-trick, Manchester United Bungkam Southampton 3-1
Man United, klub yang pernah dibela Law selama 11 tahun, juga mengucapkan belasungkawa.
"Semuanya di Manchester United berduka dengan kematian Denis Law, Raja dari Stretford End, yang meninggal dunia pada usia 84 tahun," imbuh pernyataan dari Manchester United.
"Duka terbesar kami kepada keluarga Denis dan banyak temannya. Kenangannya akan hidup selamanya."
Denis Law bukan sekedar pemain bola. Mantan penyerang tengah timnas Skotlandia merupakan trinitas suci Man United bersama mantan rekan setimnya, George Best dan Bobby Charlton, yang juga telah meninggal dunia.
Patung Law, Best, dan Charlton diabadikan di depan Old Trafford, stadion bersejarah Man United. Law membela Man United pada medio 1962-1973, memenangi dua titel Divisi Satu (format sebelum Premier League), satu Piala FA, dan Liga Champions.
Putra dari nelayan Aberdeen, Skotlandia, tenar pada medio 1960-an dengan kemampuannya mencetak gol, hingga ia memiliki julukan 'Raja' yang juga Raja pertama dari Man United sebelum Eric Cantona.
Law punya kombinasi kecepatan, agresivitas, dan karisma hingga membentuk trinitas suci di lini depan bersama Best dan Charlton. Pada 1964-1965, ketika Man United menjadi juara untuk kali pertama sejak Tragedi Munchen 1958, Law mencetak 28 gol dari 36 laga.
"Raja iblis," demikian Best memanggil Law. "Yang kurang dari intervensinya yang paling cemerlang hanyalah kepulan asap," tambah Charlton soal Law.
Karier di Luar Manchester United
Memulai karier di tim muda (akademi) pada 1955-1956 dengan Huddersfield Town, Law promosi ke tim utama pada 1956 dan bermain selama empat tahun. Di sana, Law dilatih oleh Bill Shankly.
Pada 1960, Man City merekrutnya pada usia 20 tahun senilai 55.000 poundsterling, rekor di antara dua klub Inggris saat itu. Fakta menariknya, Law menolak gabung Arsenal kala itu karena belum memiliki agen.
Man City belum stabil seperti saat ini kala itu dan Law bak menjadi oase di tengah gurun bagi klub. Pada akhirnya, Law menerima tawaran bagus pada 1961 dan bergabung dengan Torino.
Satu musim dengan Torino, Law kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Italia yang masih mengusung catenaccio, bertahan total dan mengandalkan serangan balik.
Semusim setelahnya, Torino menjual Law dan ia bergabung dengan tim arahan Matt Busby di Man United. Busby membangun skuad Man United setelah Tragedi Munchen dan Law jadi salah satu pemain yang diinginkannya.
Setelah 11 tahun kesuksesan dengan Man United, Law kembali ke Man City setelah kontraknya menyisakan setahun lagi dengan Man United. Dengan Man City pada laga terakhir 1973-1974, Law mengirim Man United turun kasta alias degradasi.
Law mencetak satu-satunya gol di pertandingan itu dan tidak merayakannya, cenderung sedih karena golnya tersebut mengirim Man United turun kasta.
Penilik 55 caps dan 30 gol dengan timnas Skotlandia pensiun setelah Piala Dunia 1974 di Jerman Barat.
Sang Raja pertama di Man United telah pergi dan kini patung di depan Old Trafford menjadi pengingat akan trinitas suci klub: Law, Best, dan Charlton.
"Dia (Law) adalah pemain yang berpikir paling cepat yang pernah saya lihat, beberapa detik lebih cepat dari siapa pun. Dia memiliki akselerasi paling luar biasa. Dia melompati ketinggian Olympian. Dia menyundul bola dengan akurasi yang hampir luar biasa dan dengan kekuatan tembakannya."
"Dia memiliki keberanian untuk menghadapi lawan yang paling besar dan paling ganas. Operannya sempurna. Dia adalah salah satu pemain paling tidak egois yang pernah saya lihat."
"Tidak ada pemain lain yang mencetak gol ajaib sebanyak Denis Law. Dia adalah pemain Inggris pertama yang memberi salam atau memberi hormat kepada penonton. Dia segera menjadi apa yang disebut orang banyak – ‘Sang Raja’," demikian ucapan Busby soal Law pada bukunya di tahun 1973 berjudul "Soccer at the Top".