ARTICLE AD BOX
Nusakambangan (13/12) — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas II-B Nusakambangan menerima kunjungan edukatif dari civitas akademika Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto pada Hari Sabtu, (13/12/2025). Kunjungan ini disambut hangat secara langsung oleh Kepala Lapas (Kalapas) Terbuka Kelas II-B Nusakambangan, Ario Galih Maduseno. Dalam pertemuan tersebut, Kalapas membuka wawasan para ahasiswa pascasarjana mengenai dunia pemasyarakatan secara umum, menekankan bahwa sistem ini bukan sekadar tentang penghukuman, melainkan proses pembinaan untuk mempersiapkan warga binaan kembali ke masyarakat.

Dalam paparannya, Ario Galih Maduseno menjelaskan secara rinci mengenai klasifikasi lembaga pemasyarakatan yang diterapkan di Indonesia, khususnya di Pulau Nusakambangan yang dikenal sebagai "Pulau Penjara". Beliau menguraikan pembagian Lapas berdasarkan tingkat pengamanan, mulai dari _Super Maximum Security_ untuk narapidana berisiko tinggi, _Maximum Security_, _Medium Security_, hingga _Minimum Security_. Penjelasan ini dilengkapi dengan pengenalan profil Pulau Nusakambangan secara khusus, termasuk keberadaan berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lapas dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) yang beroperasi di pulau tersebut sebagai satu kesatuan sistem peradilan pidana terpadu.
Lebih spesifik, Kalapas mengenalkan peran vital Lapas Terbuka Kelas II-B Nusakambangan yang memegang predikat sebagai lapas dengan tingkat keamanan _Minimum Security_. Beliau menjelaskan bahwa Lapas Terbuka merupakan tahap asimilasi di mana narapidana yang telah memenuhi syarat menjalani pembinaan dengan pengawasan yang lebih longgar, tanpa tembok tinggi dan jeruji besi yang mencolok. Fokus utama di tahap ini adalah pembangunan kepercayaan diri dan tanggung jawab sosial sebelum warga binaan benar-benar bebas dan berbaur kembali dengan masyarakat luas.
Sebagai bentuk nyata pembinaan kemandirian, Ario Galih memaparkan program unggulan ketahanan pangan yang sedang diselenggarakan di Lapas Terbuka. Mahasiswa pascasarjana Unsoed diperkenalkan pada pengelolaan sektor pertanian dan perkebunan yang subur, serta sektor peternakan yang menjadi primadona, yaitu ayam petelur, bebek petelur, dan mina padi. Selain itu juga ada sektor lain yang dikelola seperti perkebunan sayur, tambak udang vaname, pengembangbiakan ikan, serta peternakan sapi dan kerbau. Program ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan internal, tetapi juga membekali warga binaan dengan hard skill agrobisnis yang mumpuni, sehingga mereka memiliki modal keterampilan ekonomi yang kuat pasca-masa pidana.

Kunjungan edukatif ini berlanjut dengan sesi lapangan, di mana para mahasiswa pascasarjana Unsoed tampak sangat antusias dan penasaran saat melihat langsung lokasi peternakan ayam dan bebek yang dikelola secara profesional oleh warga binaan. Diskusi interaktif terjadi antara rombongan dari Unsoed Purwokerto dan pengelola peternakan mengenai teknis budidaya. Kegiatan diakhiri dengan suasana keakraban melalui sesi foto bersama dan pertukaran cendera mata; pihak Unsoed menyerahkan plakat penghargaan kepada Kalapas sebagai tanda terima kasih atas ilmu yang diberikan, sementara Kalapas Ario Galih Maduseno memberikan oleh-oleh spesial berupa telur ayam omega hasil panen warga binaan kepada pihak Unsoed sebagai bukti nyata keberhasilan pembinaan di Lapas Terbuka Nusakambangan.
















































