Yin dan Yang Bruno Fernandes: Dikritik Sekaligus Dipuji di Manchester United

6 hours ago 3
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - Selama berkarier dengan Manchester United pasca pindah dari Sporting CP pada 2020, Bruno Fernandes banyak mengalami momen naik turun dan berada dalam turbulensi skuad Red Devils yang berganti pelatih dari Ole Gunnar Solskjaer, Erik ten Hag, hingga Ruben Amorim.

Fernandes, 30 tahun, juga telah menjadi kapten Man United menggantikan Harry Maguire yang ban kaptennya dicopot saat Ten Hag melatih klub. Man United tak berada di era terbaik kala ia membela tim, tetapi kualitas Fernandes sangat krusial bagi tim.

Visi bermain, operan bola, kemampuan mencetak gol dan mengambil tendangan pada situasi bola mati, serta mengatur ritme bermain dimiliki oleh Fernandes selain juga ia pekerja keras yang membantu tim dalam fase bertahan atau defensif.

Baca Juga:

Manchester United Kalah Cepat, Wonderkid Sporting Geovany Quenda Disabet Chelsea

Wayne Rooney Minta Manchester United Cuci Gudang, Lepas 15 Pemain

Hasil Liga Europa: Bruno Fernandes Hat-trick, Manchester United Lolos ke Perempat Final

Kualitasnya itu terbukti baru ini kala Man United menang 4-1 atas Real Sociedad di Liga Europa, Jumat (14/03) dini hari WIB di Old Trafford. Fernandes menorehkan hat-trick dan musim ini sudah membukukan 15 gol, memberikan 13 assists dari 43 laga di seluruh kompetisi. Memunculkan pertanyaan, bagaimana Man United bermain tanpa Fernandes?

"Bagaimana Manchester United akan bermain tanpa Bruno Fernandes? Kapten, katalisator, menjadi penggerak tim di waktu bersamaan. Bertanggung jawab, memanfaatkan peluang, mencetak enam gol dalam enam pertandingan terakhirnya, 15 gol dalam 30 pertandingan terakhirnya," ucap Henry Winter, penulis sepak bola asal Inggris.

Dikritik Sekaligus Dipuji

Bruno Fernandes (@AdamJoseph____)

Bak filosofi dari Tiongkok Yin dan Yang yang menggambarkan dua kekuatan atau prinsip yang saling berlawanan namun saling melengkapi, Fernandes sosok yang banyak dikritik tapi juga dipuji.

Gelandang timnas Portugal dikritik acapkali karena gesturnya saat bertanding, khususnya kala tim dalam posisi sulit, dan dianggap tidak memotivasi rekan setimnya. Belum lagi ketika frustrasi permainan Fernandes juga menjadi berantakan.

Pandit sekaligus eks Man United, Gary Neville dan Roy Keane, pernah mengkritiknya karena itu. Khususnya Keane sampai ia berdebat dengan Ian Wright pada acara Youtube di The Overlap soal Fernandes, menilai talenta saja tidak cukup pada konteks Fernandes.

Namun, tidak semua mengkritiknya seperti Gary Pallister yang memiliki pendapat sama dengan Winter soal Fernandes dan perannya di Man United.

"Pada hari Minggu, saya bertanya-tanya di mana Manchester United akan berada tanpa Bruno Fernandes. Bukan hanya musim ini, tetapi setiap musim sejak ia berada di sini," papar Pallister beberapa waktu lalu.

"Ia adalah pemain yang paling konsisten dalam skuad, dan ia memiliki hasrat untuk menang. Energinya dan kemauannya untuk berlari dan memenangkan pertandingan terlihat jelas bagi semua orang. Ia dapat melihat umpan, mencetak gol, dan ia adalah pemain yang luar biasa untuk ditonton."

"Saya pikir ia terkadang merasa frustrasi. Jika ia bermain di tim yang lebih baik, kita akan benar-benar memuji kemampuannya karena ia memiliki bakat yang hebat. Ia berjuang keras untuk tetap menjadi yang terbaik di tim yang benar-benar sedang berjuang, jadi ia layak mendapatkan semua pujian yang ia dapatkan."

Ruben Amorim memuji kualitas Fernandes, tetapi di satu sisi juga melihat adanya kekurangan dari mantan pemain Udinese dan Sampdoria tersebut. Pesannya pun satu untuk Fernandes: percaya kepada rekan setim.

"Kami tahu terkadang ia frustrasi. Kami tahu ia sangat ingin menang dan saat keadaan tidak berjalan baik, ia mengubah posisi dan mengejar bola. Terkadang ia perlu memercayai rekan satu timnya," pungkas Amorim.

Read Entire Article
Penelitian | | | |