ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Ferry Paulus, pesimis larangan suporter untuk away akan dicabut musim depan. Hal ini, kata Ferry, tak terlepas dari sejumlah insiden dalam sepekan terakhir, baik di Liga 1 maupun di Liga 2.
Di Liga 1, laga antara Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (16/2) diwarnai insiden pemukulan terhadap penonton di beberapa tribun.
Kemudian, di Liga 2, laga antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara yang berlangsung di Tuban Sport Center berakhir ricuh. Para suporter Persela turun ke lapangan hingga merusak fasilitas stadion dan membuat laga tak bisa dilanjutkan.
"Kalau berangkat dari regulasinya, sampai hari ini, baik Liga 1 maupun Liga 2, masih ada larangan suporter tim tamu. Saya tidak tahu seperti apa peraturan musim depan. Karena memang saya agak pesimis," kata Ferry Paulus.
Baca Juga:
Dewa United FC Deklarasi Banten Warriors, Jadi Representasi Banten di Liga 1
Laga Persela Vs Persijap Ricuh, Lawan PSPS di Babak Play-off Promosi Liga 1 Belum Jelas
Pernyataan Resmi Persija Sikapi Kericuhan di Laga Kontra Persib
"Melihat kejadian akhir-akhir ini, hal itu sudah cukup mengkristal. Cukup meningkat. Semoga saja ada edukasi yang lebih baik supaya kami bisa memberikan kesempatan kepada suporter tamu untuk datang," tutur Ferry menambahkan.
Ferry mengatakan PT LIB sebetulnya sudah melakukan langkah-langkah strategis yang mendukung larangan away suporter dicabut. Satu di antaranya berkomunikasi dengan Mabes Polri.
"Komunikasi terakhir kami, khususnya untuk liga 1, kami sudah berkomunikasi dengan mabes Polri terkait kewajiban sistem tiket dan pengenalan wajah. Kami sudah sampaikan ke pihak kepolisian."
"Kami telah membagikannya. Kami hanya perlu menerapkannya. Kami hanya perlu menunggu beberapa hari ke depan. Karena ini persiapan untuk musim depan," ucap Ferry.
Ferry menjelaskan, PT LIB tak punya wewenang mencabut larangan away suporter karena berstatus operator kompetisi. PSSI, sebagai regulator kompetisi, kata Ferry, juga tidak bisa membuat keputusan sepihak terkait pencabutan larangan away karena harus melibatkan FIFA.
Menurut Ferry, larangan suporter away ini bagian dari transformasi sepak bola Indonesia yang didukung oleh FIFA. Transformasi sepak bola ini dilakukan pasca Tragedi Kanjuruhan pada tahun 2022.
"Sebenarnya keputusan itu (larangan away) bukan di PSSI. Karena ini bagian dari transformasi yang dipantau FIFA. Semoga saja FIFA melihat perkembangan terakhir."
"Mudah-mudahan ada perbaikan supaya kita bisa dapat izin. Iya atau tidak, izin dari FIFA. Tentu saja kita harus introspeksi diri," tutur mantan Direktur Olahraga Persija Jakarta tersebut.