ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Bintang Liverpool, Mohamed Salah, dikritik karena acapkali meredup atau tidak tampil pada performa terbaik di laga final meski ia pemain yang berkualitas. Mo Salah juga dibandingkan dengan Harry Kane oleh pandit sepak bola, Jamie O'Hara.
Kendati telah mencetak 32 gol musim ini, Mo Salah bak hilang pada dua laga terakhir Liverpool sebelum jeda internasional Maret ketika menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) dan Newcastle United. Liverpool pun tersingkir di Liga Champions, juga gagal memenangi Piala Liga.
Di satu sisi, itu memperlihatkan ketergantungan besar The Reds kepada Mo Salah yang sudah membela klub sejak 2017. Alhasil, ketika pemain berpaspor Mesir itu tampil buruk atau di bawah performa terbaiknya, Liverpool tak punya ide mengubah jalannya pertandingan.
Baca Juga:
Ingin Tinggalkan Bayer Leverkusen, Jeremie Frimpong Dikabarkan Rajin Hubungi Liverpool
Demi Alexander Isak, Liverpool Bakal Jual Dua Penyerang
Deretan Klub yang Berpeluang Memboyong Darwin Nunez dan Luis Diaz dari Liverpool
Mo Salah sudah mengukir banyak sejarah dengan Liverpool dan juga di Premier League, serta memenangi trofi besar di era Jurgen Klopp, dengan potensi besar memenangi titel Premier League musim ini yang notabene jadi ke-20 untuk Liverpool. Akan tapi fakta performa Mo Salah meredup di final bukan rahasia umum lagi.
Dibandingkan dengan Harry Kane
Mohamed Salah kala melawan Newcastle United (Mirror/Getty Images)
Satu-satunya gol Mo Salah di laga final, tidak termasuk Community Shield dan Piala Super Eropa, datang dari penalti kontra Tottenham Hotspur di final Liga Champions 2019.
O'Hara melihat Mo Salah bak Kane dalam hal tersebut. Kane, pada usianya kini mencapai 31 tahun, urung memenangi trofi dalam kariernya kendati potensi mengakhirinya musim ini cukup besar dengan Bayern Munchen. Mo Salah diharapkan bisa lebih berkontribusi di laga final.
"Saya merasa kasihan pada Mohamed Salah, dia agak mirip Harry Kane. Dia pemain yang brilian - tidak diragukan lagi - tetapi jika Anda ingin digolongkan sebagai pemain 'pahlawan' bagi Liverpool, seperti Steven Gerrard dan Ian Rush, Anda harus tampil di final. Meskipun, ya, Liverpool memang memiliki trofi, mereka mengandalkan kinerja tim daripada individu," tutur O'Hara dikutip dari Goal.
"Secara pribadi, di final, dia belum benar-benar tampil sesuai standarnya yang biasa kita lihat di Premier League. Dia tidak ada di final Piala Liga melawan Newcastle. Dalam delapan final untuk Liverpool dan Mesir, saya pikir dia hanya mencetak satu gol dan satu assist, dan golnya adalah penalti melawan Tottenham. Dia harus lebih berperan dalam pertandingan besar."
Menilik usia yang sudah mencapai 32 tahun dan kontraknya habis dengan Liverpool di akhir musim, ada potensi besar Mo Salah akan hengkang setelah meraih sukses dengan klub Merseyside.