Timnas Indonesia Melempem di Piala AFF 2024, Kualitas STY Diragukan jika Tanpa Pemain Diaspora

1 month ago 33
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - Pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo, menilai Shin Tae-yong (STY) gagal meramu skuad 'muda' Timnas Indonesia menjadi tim menjanjikan di Piala AFF 2024.

Dari 4 laga di babak fase grup, Timnas Indonesia hanya meraup 4 poin, hasil dari sekali menang atas Myanmar (1-0), satu kali imbang dengan Laos (3-3), dan menelan dua kekalahan dari Vietnam (0-1) dan Filipina (0-1).

Walhasil, Timnas Indonesia gagal melaju ke babak semifinal Piala AFF 2024 karena hanya menempati urutan ketiga Grup B, di bawah Vietnam (10 poin) dan Filipina (6 poin).

Pencapaian Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 dinilai menjadi bukti bahwa Shin Tae-yong kesulitan meramu tim jika tanpa para pemain diaspora seperti Maarten Paes, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Ivar Jenner, Thom Haye, dan Ragnar Oratmangoen.

"Bukan maksud membedakan, namun terlihat bagaimana ketika strategi dan taktik tidak bisa berjalan tanpa ditunjang kualitas pemain, maka mutu pelatih pun akan kelihatan. Tanpa pemain diaspora yang sudah didatangkan PSSI, terlihat STY gak bisa apa-apa," kata Kesit dalam keterangannya.

Baca Juga:

Hasil Piala AFF 2024: Dikalahkan Filipina, Timnas Indonesia Gagal Temani Vietnam ke Semifinal

Erick Thohir Minta Timnas Berbenah Usai Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, STY Bakal Dievaluasi

Erick Thohir Sudah Prediksi Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun Imbas Piala AFF 2024

Kesit menilai langkah Shin Tae-yong mengirimkan tim muda ke Piala AFF 2024 patut diapresiasi. Sebab, para pemain tersebut menjadi punya pengalaman menghadapi para pemain yang lebih berpengalaman di level internasional.

Namun, dari segi permainan, Kesit tak melihat ada progress. Ia merasa dari laga pertama ke laga keempat di babak grup, Shin Tae-yong gagal membuat timnya berkembang.

"Memang Timnas di Piala AFF ini tergolong muda, dengan mayoritas di bawah 22 tahun. Tapi, sejak laga pertama melawan Myanmar, lalu Laos, Vietnam, dan Filipina, permainan mereka tidak berkembang."

"STY memang mengalami kesulitan ketika dia hanya mengandalkan pemain lokal yang jam terbangnya sedikit, berbeda dengan pemain timnas yang di dominasi pemain diaspora," ujar Kesit.

Read Entire Article
Penelitian | | | |