ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Amarah pelatih asal Portugal berusia 39 tahun, Ruben Amorim, tidak terbendung usai kekalahan Manchester United saat melawan Brighton & Hove Albion di Old Trafford. Red Devils kalah dengan skor telak 1-3.
Tidak hanya memastikan Brighton sebagai momok Man United karena sudah menang enam kali dari tujuh pertemuan, itu juga jadi kekalahan ketujuh dari 15 laga Man United di bawah arahan Amorim - total 10 kekalahan di Premier League.
Posisi Man United pun kini berada di urutan 13 klasemen liga dan terpaut hanya 10 poin dari zona degradasi Amorim, mantan pelatih Sporting CP, tidak lagi dapat menahan amarahnya kepada skuad Man United peninggalan Erik ten Hag.
Sebagaimana dilaporkan Laurie Wthiwell di The Athletic, Amorim, yang biasanya memilih diam selepas laga berakhir dan menganalisis untuk laga berikutnya, meluapkan emosinya setelah laga melawan Brighton di kamar ganti pemain Man United.
Baca Juga:
Mempertanyakan Ucapan Ruben Amorim soal Manchester United
Dua Kata dari Sir Alex Ferguson untuk Ruben Amorim
Manchester United Catatkan Rekor Buruk Berusia 131 Tahun, Ruben Amorim Bersikukuh soal Gaya Main
Televisi yang biasa digunakan untuk penjelasan taktik sebelum kick-off menjadi 'korban' dan rusak, hingga harus terlebih dahulu diperbaiki jelang laga Liga Europa kontra Rangers di Old Trafford, Jumat (24/01) pukul 03.00 dini hari WIB.
Sikap yang diperlihatkan Amorim mengingatkan akan sosok legendaris mantan pelatih Man United, Sir Alex Ferguson, yang terkenal dengan istilah hairdryer treatment yang notabene momen ketika Ferguson meluapkan amarahnya di kamar ganti pemain.
Amarah Amorim sudah terlihat selepas laga melawan Brighton ketika ia menyebut skuad terkini adalah tim terburuk dalam sejarah Man United. Ia juga kesulitan menjelaskan mengapa para pemainnya tak lagi disiplin secara taktik di laga tersebut.

"Saya tahu akan sulit untuk mewujudkan ide yang benar-benar baru pada saat ini, tetapi ketika Anda kalah dan tidak memenangkan tiga pertandingan berturut-turut, itu menjadi sangat sulit," papar Amorim.
"Jadi itu sebabnya saya katakan kami akan menderita karena saya akan terus melakukan hal yang sama. Membantu para pemain saya berarti memberi mereka alat untuk bermain dengan cara ini, tetapi tanpa latihan sangatlah sulit."
"Anda bisa merasakannya di akhir pertandingan, semua pemain mengubah posisi dan itu adalah sesuatu yang tidak akan saya lihat lagi."
"Kami boleh kalah tapi kami harus menjaga posisi. Saya hanya ingin membantu para pemain saya. Jika saya ingin menunjukkan kepada media atau kepada fans, saya memasang dua striker."
"Tapi saya tidak memasang dua striker karena jika saya melakukannya, mereka akan lebih sulit memahami cara bermain kami."
“Saya di sini hanya untuk mencoba membantu para pemain saya, tetapi kami perlu memahami bahwa kami memecahkan semua rekor buruk. Suatu hal yang membanggakan bahwa kami perlu berubah," pungkas Amorim.