ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Hubungan kerja sama antara DRX Wear, apparel olahraga ternama Indonesia, dan klub Liga 1 PSS Sleman tampaknya berada di ujung tanduk. DRX tengah mempertimbangkan untuk mengakhiri kontrak dengan klub berjuluk Elang Jawa itu, akibat dugaan ketidakprofesionalan manajemen PSS dalam menjalankan perjanjian kontrak.
Kash Topan, Founder sekaligus Chief Marketing Officer DRX Wear, mengungkapkan beberapa pelanggaran serius yang dilakukan oleh pihak PSS. Salah satunya adalah penggunaan jersey dari apparel lama dalam kegiatan resmi, termasuk latihan dan acara-acara klub, yang dinilai melanggar klausul eksklusivitas dalam kontrak.
"Kami telah berupaya menjaga komitmen dengan menyediakan produk terbaik untuk PSS Sleman. Namun, mereka justru bertindak di luar batas profesionalitas. Salah satu pelanggaran paling mengecewakan adalah penggunaan apparel lain di berbagai kesempatan yang seharusnya mempromosikan DRX Wear," ujar Kash Topan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Legacy Not Piracy, Bukti Nyata DRX dan Klub Liga 1 Perangi Bajakan Jersey
DRX Wear Bawa Kebanggaan Indonesia ke Dunia
Kash Topan juga mengungkapkan bahwa DRX sempat menjadi korban kesalahpahaman publik akibat tindakan yang dilakukan oleh pihak PSS. Salah satunya adalah pemasangan logo klub pada jersey yang tidak sesuai standar. Kesalahan ini ramai dibahas di media sosial dan memengaruhi reputasi DRX, padahal pengerjaan tersebut dilakukan oleh pihak PSS tanpa koordinasi.
"Ini bukan sekadar kesalahan teknis, tapi mencerminkan bagaimana mereka tidak mematuhi protokol dan standar kerja sama. Lebih buruk lagi, mereka mempublikasikan informasi internal yang seharusnya dirahasiakan," tegas Kash Topan.
Kash Topan menyebutkan bahwa pihaknya telah memberikan somasi dan sedang berkonsultasi dengan tim legal untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Kami tidak pernah main-main dengan kontrak. Jika ada pihak yang melanggar, kami harus bersikap tegas demi menjaga integritas dan reputasi kami sebagai brand yang mendukung kemajuan olahraga Indonesia," tambah Kash Topan.
Kash Topan juga berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi klub-klub sepak bola lainnya di Indonesia agar lebih profesional dalam menjaga hubungan dengan mitra kerja. Menurutnya, PSS Sleman memiliki basis suporter yang sangat kreatif dan loyal, namun sayangnya manajemen klub tidak mampu menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis.
"Ini bukan hanya tentang DRX, tapi juga tentang bagaimana kita membangun ekosistem sepak bola yang lebih baik. Jika sebuah klub tidak bisa menjaga profesionalitas, ini tentu merugikan banyak pihak, termasuk pendukung setia mereka," pungkas Kash Topan.
Meski hubungan dengan PSS Sleman bermasalah, DRX tetap menunjukkan dominasinya sebagai apparel terdepan di Liga 1 musim 2024/2025. Hingga saat ini, DRX menjadi mitra resmi untuk beberapa klub besar seperti Dewa United FC, PSIS Semarang, PSM Makassar, Persik Kediri, dan Madura United.
Kisah antara DRX dan PSS Sleman mungkin akan menjadi catatan penting dalam sejarah Liga 1, sebagai peringatan keras bahwa profesionalitas adalah kunci utama dalam menjaga hubungan kerja sama bisnis di industri olahraga.