ARTICLE AD BOX
BolaSkor.com - Tidak punya banyak pilihan membuat Mohamed Salah menerima tawaran membela Fiorentina. Namun, siapa sangka langkah itu justru menjadi titik balik dalam perjalanan karier sang striker.
Italia merupakan bagian penting dalam perjalanan sepak bola Mo Salah. Di Negeri Pizza itu, Salah terlahir kembali usai tidak mendapatkan banyak kesempatan bersama Chelsea.
Stori bermula dari situasi pelik Salah di Chelsea pada awal 2014. Bergabung dari FC Basel dengan usia yang masih muda dan minim jam terbang, Salah kesulitan menembus tim utama Chelsea.
Apalagi, pelatih The Blues saat itu, Jose Mourinho, dikenal lebih suka mengambil keputusan pragmatis. The Special One cenderung memilih pemain yang sudah matang daripada berjudi kepada pemain muda.
Jalan cerita berikutnya pun mudah ditebak. Salah jarang mendapatkan kesempatan unjuk gigi, bahkan beberapa kali Salah tidak masuk dalam skuad. Total, pemain asal Mesir itu hanya 19 kali memperkuat Chelsea dengan torehan 2 gol dan 3 assist.
Salah yang butuh banyak kesempatan justru lebih sering duduk di bangku cadangan. Tak heran, muncul kekhawatiran akan masa depan.
Baca Juga:
Arne Slot Ingin Mohamed Salah Bertahan di Liverpool
Bryan Mbeumo Cocok Gantikan Mohamed Salah di Liverpool
Ada Udang di Balik Batu, Al Hilal Rela Lepas Neymar ke Santos demi Rekrut Mohamed Salah

Manajemen Chelsea bukannya tutup mata melihat situasi Salah. Oleh karena itu, peminjaman menjadi opsi. Salah diharapkan bisa mengasah kemampuan di tempat lain sebelum akhirnya kembali ke Stamford Bridge dalam kondisi lebih matang.
Akhirnya, suratan takdir membawa Salah ke Fiorentina. Salah secara resmi menjadi penggawa La Viola pada 2 Februari 2015.
Awalnya, Salah dianggap mengalami penurunan karier. Sebab, Chelsea dan Fiorentina berada di level yang berbeda. Namun, perlu diingat tidak ada banyak jalan menuju Roma untuk orang yang sedang terpojok.
Ajaibnya, Salah justru berkembang pesat bersama Fiorentina. Seperti narasi di atas, Salah menjelma menjadi pemain tidak tergantikan.
Salah tancap gas dengan mendulang 3 gol plus 1 assist dalam empat pertandingan awal di Serie A. Satu di antara gol Salah membawa Fiorentina menekuk Inter Milan di Giuseppe Meazza.
Kemudian, Salah semakin bersinar. Dia dikenal sebagai pemain yang gesit dan punya banyak senjata untuk melewati lawan. Total, Salah mengemas 9 gol dan 4 assist dalam 26 laga bersama Fiorentina di berbagai ajang. Salah juga membawa Fiorentina menduduki posisi keempat pada klasemen akhir Serie A.

Tak pelak, Salah mendapatkan banyak cinta dari suporter Fiorentina. Rekan satu tim Salah di Fiorentina, Micah Richards, angkat topi atas apa yang ditunjukkan The Egyptian Messi.
"Saya ingat sesi latihan pertama dengan Salah. Dia sama sekali tidak mengoper bola. Namun, itu wajar karena dia selalu mengemas gol-gol indah," ungkap Micah Richards kepada Anfield Wrap.
"Orang-orang mengira performa terbaiknya di Roma. Namun, dia benar-benar melakukannya di Fiorentina. Golnya memang tidak sebagus itu, tetapi dalam hal dampak pada permainan, Salah melewati tiga hingga empat pemain dalam sebuah laga."
"Kami biasa pergi minum kopi di Florence dan tidak bisa ke mana lagi karena dia seperti raja setelah hanya dua bulan berada di sana. Saya menyukainya karena Salah adalah pemuda yang baik dan rendah hati," kata Richards.
Richards sadar, Salah punya potensi menjadi pemain bintang. Kiwari, ramalan mantan pemain Manchester City itu pun terbukti.
"Satu gol yang menonjol adalah ketika kami melawan Juventus di Coppa Italia. Dia melesat dari tendangan sudut dan berlari melewati tiga atau empat pemain. Anda tidak melakukan itu ketika melawan Juventus. Saat itulah saya tahu Salah istimewa."

Seperti orang yang sudah sayang, Fiorentina pun tidak mau berpisah dengan Salah. La Viola percaya diri bisa mempertahankan Salah karena punya kesepakatan dengan Chelsea. Fiorentina memiliki opsi kembali meminjam Salah.
"Fiorentina menggunakan opsinya. Sang pemain punya hak untuk memilih dan semoga dia akan bermain kembali untuk kami. Fiorentina ingin mempertahankannya dan Salah akan berbicara dengan pelatih," kata direktur olahraga Fiorentina saat itu, Daniele Prade, seperti dinukil Football Italia.