Bruno Fernandes, Kapten yang Merugikan Rekan Setimnya di Manchester United

1 month ago 35
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - Musim 2024-2025 belum mencapai setengah musim, kapten Manchester United, Bruno Fernandes, sudah menerima tiga kartu merah di seluruh kompetisi. Sebelumnya, Fernandes tak pernah menerimanya.

Kartu merah teranyar diterima pemain berusia 30 tahun kala melawan Wolverhampton Wanderers, saat Man United kalah 0-2 di Molineux Stadium dan jadi kekalahan ketiga beruntun di seluruh kompetisi.

Diusirnya Fernandes membuka kembali cerita lama soal kecocokan atau tidak ia menjadi kapten tim. Fernandes menjadi kapten setelah pelatih sebelumnya, Erik ten Hag, memberikan peran tersebut setelah peran itu diemban Harry Maguire.

Pro kontra muncul. Banyak yang menilai Fernandes tak cocok jadi kapten karena ia emosional, mudah memperlihatkan gestur kecewa ketika situasi tak berjalan baik, dan tidak memotivasi pemain-pemain muda.

Baca Juga:

Baru Sebentar Melatih, Ruben Amorim Akui Dapat Dipecat Manchester United

Dua Kipernya Tak Meyakinkan, Manchester United Pantau Penjaga Gawang Belgia U-21

Dukung Ruben Amorim, Cristiano Ronaldo Klaim Masalah Manchester United Bukan Hanya Pelatih

Kartu merah Bruno Fernandes (Laman Resmi Premier League)

Graeme Souness, pandit sepak bola, tidak tanggung-tanggung dalam berucap dan menilai Fernandes jadi kapten merugikan rekan setimnya.

"Dari sikapnya saat pertandingan tidak berjalan dengan baik hingga terus-menerus mengangkat tangan ke udara, mengangkat bahu ke arah rekan satu tim - dan dia memakai ban kapten," ujar Souness di Dailymail.

"Anda ingin kapten Anda, pemimpin Anda, menjadi contoh bagi semuanya di ruang ganti, itu sebabnya Anda memilih dia sebagai kapten Anda karena dia memimpin dengan memberi contoh."

"Contoh apa yang dia berikan kepada Kobbie Mainoo, Amad Diallo dan Alejandro Garnacho, para pemain muda yang sedang mengukir karier mereka dalam permainan?"

"Saya pikir dia telah menjadi beban bagi Manchester United. Dia memiliki bakat yang tidak diragukan lagi dan dia akan berpikir dia seharusnya bermain untuk tim terbaik di luar sana, namun ternyata tidak, dan dia menunjukkan sikap negatif yang akan merugikan orang-orang di sekitarnya - seperti halnya kartu merah saat melawan Wolves."

Read Entire Article
Penelitian | | | |