3 Penyebab AC Milan Terseok-seok di Serie A

1 month ago 56
ARTICLE AD BOX

BolaSkor.com - AC Milan masih belum keluar dari tren negatif di Serie A 2024-2025. Lantas, apa yang menjadi alasan Rossoneri terseok-seok di liga? Berikut ulasannya.

AC Milan mengakhiri musim lalu dengan menduduki peringkat kedua klasemen. Rossoneri tertinggal dari Inter Milan yang meraih Scudetto dan unggul empat angka dari Juventus yang berada pada posisi ketiga.

Namun, sejauh musim ini bergulir, Milan masih belum sesuai harapan. Teranyar, Il Diavolo Rosso hanya bermain imbang ketika menjamu Genoa.

Baca Juga:

Lazio Vs Inter Milan: Duel Krusial dalam Perebutan Scudetto

Ditahan Genoa Bukan Kiamat untuk Milan

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Lazio Vs Inter Milan

Tak pelak, Milan tertahan pada peringkat kedelapan. Dari 15 pertandingan, Rafael Leao dan kawan-kawan mengumpulkan 23 poin hasil dari 6 kemenangan, 5 imbang, dan 4 kekalahan.

Pertanyaannya, apa yang membuat Milan kesulitan pada musim ini? Berikut adalah tiga penyebab Milan terseok-seok pada Serie A 2024-2025.

Faktor Paulo Fonseca

Paulo Fonseca (Football-Italia)

Alasan pertama adalah Paulo Fonseca. Mantan pelatih AS Roma itu belum bisa membawa Milan ke papan atas dengan taktik yang diusungnya.

Memang, sejak awal kedatangannya, Fonseca sudah mendapatkan banyak penolakan. Bahkan, beberapa di antaranya menilai Milan tidak mengalami lonjakan kualitas setelah mengganti Stefano Pioli dengan Fonseca.

Menilik apa yang terjadi, Fonseca sering membuat Milan bermain impresif ketika bersua tim dengan kualitas lebih baik. Namun, pemandangan terbalik terjadi ketika Rossoneri menghadapi lawan yang lebih mudah.

Selain itu, Fonseca terlihat belum bisa membuat ruang ganti Milan menjadi bersatu. Bahkan, pelatih asal Portugal itu justru diisukan menjalin hubungan yang tidak harmonis dengan beberapa pemain. Satu di antaranya adalah Rafael Leao.

Kualitas Pemain

AC Milan 6-1 Sassuolo (Football-Italia)

Selain taktik Fonseca yang belum berjalan sempurna, masalah lain untuk Milan adalah kualitas pemain. Sulit ditepiskan jika materi pemain Milan tidak terlalu spesial.

Ketimpangan kualitas antara pemain inti dan pengganti jadi satu di antara contohnya. Selain itu, Milan tidak punya sosok pemimpin di dalam lapangan. Tidak ada figur seperti Zlatan Ibrahimovic yang punya peran besar di dalam dan luar lapangan.

Saat ini, pemain termahal Milan menurut Transfermarkt adalah Rafael Leao. Namun, bukan berarti Leao bisa jadi penggendong tim. Striker 25 tahun itu justru beberapa kali memulai laga dari bangku cadangan.

Apa yang terjadi pada Leao merupakan sinyal jika sejatinya Milan memang tidak punya banyak pemain berkualitas. Keadaan diperkeruh dengan cedera yang menerpa sejumlah pemain inti.

Pemain Baru Belum Memberikan Dampak Besar

AC Milan (X/Milan)

Alasan berikutnya adalah pemain baru Milan yang belum memberikan dampak besar. Padahal, kehadiran pemain-pemain itu diharapkan membawa Milan tampil lebih baik.

Milan mendatangkan sejumlah pemain pada musim panas kemarin. Youssouf Fofana, Tammy Abraham, Strahinja Pavlovic, Emerson Royal, dan Alvaro Morata adalah beberapa di antaranya.

Namun, pemain-pemain tersebut belum memberikan dampak besar kepada performa Milan. Mereka masih berupaya memberikan penampilan terbaik. Satu di antara masalahnya adalah proses adaptasi yang tidak sesuai harapan.

Sebagai contoh, Alvaro Morata didatangkan untuk menjadi mesin gol utama Milan. Namun, sejauh ini mantan pemain Real Madrid itu baru mencetak empat gol di Serie A.

Pemandangan serupa terlihat dalam kasus Tammy Abraham. Pemain pinjaman dari AS Roma itu baru mengemas dua gol di liga.

Read Entire Article
Penelitian | | | |