ARTICLE AD BOX
SURABAYA – Wisuda periode juni 2022 mengisahkan haru bagi 1.034 Wisudawan. Bagaimana tidak, acara yang digelar pada Sabtu (25/6/2022) ini merupakan wisuda pertama Universitas Airlangga (UNAIR) yang diselenggarakan secara full offline setelah dua tahun dibatasi oleh pandemi.
Bertempat di gedung Airlangga Convention Center Kampus MERR (C), Ana Nur Annisa selaku perwakilan dari wisudawan, menghaturkan syukur dan terima kasih kepada seluruh civitas akademika UNAIR, baik rektor, dosen, dan seluruh tenaga kependidikan. Menurutnya, dedikasi dan pelayanan UNAIR telah diberikan dengan sepenuh hati serta solutif ditengah lika-likunya pendidikan dibangku perkuliahan.
“Berkat dedikasi tinggi para pengajar dan dosen akhirnya kami telah sampai pada penghujung jalan perjuangan yang selalu kami idam-idamkan selama kami menempuh lika-liku pendidikan di Universitas Airlangga tercinta ini, ” ucap wisudawan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan itu.
Ucapan terima kasih juga dihancurkannya kepada orang tua wali. Ana menyebut, kesuksesan ini bisa diraih berkat adanya kontribusi besar dari orang tua. Segala upaya dan perjuangan serta curahan doa yang dihaturkan menjadi faktor pengantar wisudawan untuk sampai pada fase ini.
“Segala prestasi dan pencapaian, kami persembahkan agar kiranya dapat menjadi sedikit penawar atas pilunya liku perjuangan atas deraian air mata yang mengiringi sujud-sujud yang tak pernah surut serta menadah tangan atas segala pinta dan doa yang telah mengantarkan kami hingga sampai titik ini, ” tegas ana dalam sambutannya.
Dengan suara yang sedikit tersesak tanda haru, ana mengingatkan kepada seluruh wisudawan untuk terus bergerak layaknya sebuah roda sepeda yang harus tetap dikayuh agar perjalanan hidup ini menjadi lebih jauh dan tidak tersungkur jatuh.
Ana juga menyebut, bahawa gelar yang telah disematkan dibelakang nama merupakan sebuah amanah untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat. Setiap manusia, lanjut ana, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan meskipun dalam prosesnya ada saja peluang gagal dan menyakitkan. Meskipun begitu, perjuangan untuk meraih cita-cita besar harus tetap diperjuangkan.
“Gelar yang telah disematkan bersamaan dengan nama kami menjadi sebuah tanggung jawab moral yang harus senantiasa dijunjung tinggi. Didepan masih terhampar jalan panjang yang harus ditempuh dan masih berjejal harapan besar yang harus diperjuangkan, ” pungkas Ana.
Penulis: Haryansyah Setiawan
Editor: Nuri Hermawan